ViralGen Referral Shopping
ViralGen Referral Shopping

Kamadhatu


Kamadhatu
Kamadhatu adalah istilah yang berasal dari bahasa sansekerta yang bermakna "ranah nafsu" atau "dunia nafsu". Kamadhatu adalah salah satu tingkatan dalam tatanan kehidupan rohani yang dipercaya penganut
Budha untuk menggambarkan tingkatan yang ada di Candi Borobudur. Setiap teori mempunyai implementasi
yang berbeda dan salah satunya adalah ini, yaitu diawali dengan Kamadhatu, Rupadhatu dan Aruphadatu.
Kamadhatu yang berada di dasar Candi menggambarkan kehidupan manusia pada taraf dimana nafsu masih mencengkeram kuat. Borobudur terletak di pulau Jawa, berjarak 40 km sebelah barat laut kota Yogyakarta, ia merupakan stupa tertua dan juga kompleks stupa terbesar di dunia. Borobudur didirikan pada abad ke 8 dan 9, kemungkinan oleh dinasti Syailendra yang kala itu memerintah pulau Jawa, pembangunan proyek tersebut berlangsung selama 75 tahun.
Ia tersusun oleh 1.600.000 buah batu cadas gunung berapi dan dibangun di atas bukit cadas kerdil dengan 265 m ketinggian dari atas permukaan laut, adalah stupa Buddha tunggal terbesar di dunia. Asal muasal nama “Borobudur” diperkirakan dari bahasa Sansekerta yakni “Vihara Buddha Ur”, yang bermakna “kuil Buddha dari puncak gunung”. 
Sebuah patung Buddha dengan posisi simpul tangan/mudra: Mudra Memutar Roda Hukum / Dharmacakramudra. Pada 1006 dalam sebuah letusan dahsyat gunung berapi, Borobudur terkubur di bawah berlapis-lapis abu gunung berapi, situs kuno agama Buddha yang terkubur dan terlelap dalam tidurnya hingga pada suatu hari di tahun 1814 baru ditemukan kembali dari balik lebatnya hutan belantara tropis. Relief Menunjukkan Taraf Alam Tiga Dunia
Karakter manusia di dalam tiga dunia agama Buddha, Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu yang terpampang pada relief.
Karakter manusia di dalam tiga dunia agama Buddha, Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu yang terpampang pada relief.
Borobudur terutama terdiri dari tiga bagian yakni: fondasi candi, badan candi dan puncak candi; fondasi candi bertengger di sebuah dudukan berbentuk bunga lotus raksasa, pada dindingnya terukir relief yang masing-masing mewakili pemandangan taraf alam tiga dunia ajaran agama Buddha, Kamadhatu Rupadhatu dan Arupadhatu. Di dalam Kamadhatu manusia tak dapat melepaskan dirinya dari berbagai nafsu keinginan dan kegelisahan dimana masih eksis dunia surga/kenikmatan, dunia manusia ‘yang berakal budi’, dunia asyura/angkara murka, dunia margasatwa/nafsu hewani, dunia kelaparan/keserakahan, dunia kesengsaraan/penderitaan; di dalam dunia Rupadatu, manusia telah melepas segala nafsu dan telah mengurangi banyak aneka kegelisahan, tetapi masih eksis bentuk; sesampainya di Arupadhatu, kegelisahan meski masih eksis, tetapi bentuk tak terlihat lagi.
Pintu masuk utama terletak di timur, cerita relief juga dimulai dari titik tersebut. Setiap tingkat juga mewakili sebuah taraf alam kultivasi, dimulai dari tingkat terbawah yang mewakili dunia Kamadhatu, relief di sekitarnya melukiskan norma-norma moralitas di dunia, mempropagandakan siklus sebab-akibat, reinkarnasi, melukiskan penderitaan neraka dan kebahagiaan jalan ke surga serta fragmen kehidupan; kemudian pada lantai/terrace pertama tentang kelahiran sang Buddha dan kisah perjalanan hidupnya, selanjutnya adalah sejumlah plot dari dalam kitab Buddha tertera pada beberapa lantai/terrace. Patung Buddha di puncak Borobudur dan stupa sarira
Bentuk bujur sangkar dengan ukiran yang detil dan halus di dunia Rupadhatu, di dunia Arupadhatu telah berubah menjadi bentuk bulat yang tak berhias, ini melambangkan orang-orang yang semula terikat dengan nafsu dan rupa dari dunia Rupadhatu telah berhasil menyeberang ke dunia Arupadhatu. Selain cerita tentang alam semesta dari agama Buddha yang terpahat di atas batu, Borobudur juga mempunyai sejumlah patung Buddha dengan posisi tegap duduk bersila-ganda  di atas dudukan berbentuk bunga lotus, mereka tersebar di badan candi berbentuk bujur sangkar sebanyak 5 lantai dari (dunia Rupadhatu) dan 3 lapis lantai berbentuk bulat di puncak stupa yakni dunia Arupadhatu. 
Masing-masing patung Buddha di badan candi tersebut disemayamkan di dalam cekukan dinding, mengelilingi sisi luar pagar, seiring dengan luasan yang semakin menyempit, jumlah patung Buddha juga semakin berkurang. Patung Buddha di badan candi dan di puncak candi total berjumlah 504 buah, 300 diantaranya rusak sebagian (kebanyakan hilang kepalanya), sedangkan sebanyak 43 buah hilang tak berbekas.  
Perbandingan Candi Mengandung Kalender Dan Ilmu Falak Serta Konsep Alam Semesta
Kemudian orang-orang di candi Pawon dan Mendut yang tak jauh dari Borobudur telah menemukan perbandingan yang sama. Permukaan reliefnya ada yang mengisahkan sesuatu hal, ada juga yang hanya berupa hiasan; ada yang mengisahkan agama Buddha, ada pula dongeng rakyat, figur orang-orang tersebut sangat hidup, dengan struktur rumit dan proporsi yang tepat. 
Dari dasar candi hingga ke puncak, telah menceritakan kisah perjalanan seorang manusia biasa yang berkultivasi menjadi Buddha Tatagatha. Terdapat total 504 buah patung Buddha dengan pose tangan berlainan, yang masing-masing ditempatkan ke dalam stupa dan di dalam candi sarira yang terdapat di puncak candi, juga terdapat 1.460 buah relief cerita, 1.212 buah relief hiasan, panorama yang indah megah, ia adalah kelompok candi Buddha yang terbesar, juga situs kebudayaan umat manusia yang agung.


ViralGen Referral Shopping
ViralGen Referral Shopping
UPUNIQUE - Suit Brand for Men
Buy.com (Canada)
SheInside

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites